|  Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007
 oleh: Fransiska Prihadi
Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunantermasuk konsep arsitektur, tata tanaman, interior, bahan, dan kebutuhan maupun
 mimpi pemilik rumah menyatu dalam realita ruang.
                      Namun ide bahwa arsitek adalah pencipta dan bekerja dari ruang angan adalah sebuah
                      kekeliruan. Komunikasi antara angan serta kenyataan kebutuhan fungsional antara
                      pemilik dan arsitek adalah bagian penting di dalam sebuah proses melahirkan karya
                  arsitektur.
                       Latar belakang sosio-budaya dan karakter pemilik perlu ditanggapi secara bijaksanaoleh arsitek dalam tawaran penciptaan ruang.
                      Selayaknya sebuah tim kerja, arsitek dan pemilik mengadakan pencarian bersama untuk
                      menemukan jiwa rumah peristirahatan di Canggu ini.
  Ide rumah peristirahatan di Bali ini berawal dari kecintaan pemilik rumah terhadap alamBali dan perasaan damai yang kerap mereka rasakan setiap kali menghabiskan waktu di
 pulau ini. Pilihan membangun rumah peristirahatan pun akhirnya jatuh di lokasi Canggu,
 di antara alam sunyi tengah sawah. Melepaskan diri dari ikatan logika membangun di
 tengah kota adalah tantangan tersendiri bagi kedua belah pihak arsitek maupun pemilik.
 Kali ini lingkungan yang mesti dibina adalah mempertahankan kesunyian dan jiwa damai
 di tanah Canggu.
 |